Jumat, 11 Maret 2011

Sendai



Bagai tiada henti sang bundar menggeliat
Porak-poranda menyapu sampahnya
Meluruhkan air mata terperih ,mengulas dosa
Menggelegar tatkala angin mengabarkan

Bumi tlah lelah
Tiada jeda menunjukkan koyakan kesabaran
Rintihannya tiada didengar
Berulang ...dan berlanjut hingga titik penghabisan

Sendai...
Bayangan kemusnahan
Bukti kekuatan - NYA
Ketukan hati-hati terkunci
Untuk mata buta Ridho-NYA

Sendai...
Tangisanku juga
Apa yang telah kuulurkan pada alam yang tak mati berzikir
Pada Rabb yang penyayang...

Sendai...
Hidup hanya pelarian
Menuju tambatan...dan kini lebur mewakili
Dahsyat kan terus mengulang
Hanya kita yang musti tersadar....

1 komentar:

Andie Fiesta mengatakan...

Salut dan Kagum ttg isi dan makna dari puisimu,,"

Posting Komentar