Rabu, 30 Maret 2011

Lindungan



Payungku....
Biarlah menjagaku dari panas mentari
Biarlah hujan tak basahi
Meski berat ku bawa

Menemani setiap langkah
Menghibur dalam deraian
Mematri dalam dinginku
Melelapku dalam galau panjangku

Payung hitam
Artian lebih saat musim berganti
Meski kadang ingin segar derasnya
Ingin hangat paginya
Tak kan bergeming dari hidupku

Kulepas hujan berpetir
Kulambaikan mentari nikmati hari
Biar sekilas...
Ku rasakan adamu.....
Rasamu....
Tapi lindunganku tetap abadi.

Selasa, 29 Maret 2011

Aku

Betapa bodohnya seorang perempuan !!!
Memaki diri dalam beningnya cermin...
Menjadi hal yang tiada berguna,tiada peduli,tiada hati,tiada ....dan tiada.....

Hidup setelah mati...
Membawa beban yang terpasung
Dihadapan beribu keindahan terpampang
Beraneka bunga,serangga ,bahkan hamparan warna kian menggoda
Menghujat diri dalam keadaan
Menggerang dalam panas kesakitan
Melepas dalam tangis , lelah......lelah.....lelah....

Saat kesukaan menjelma , ingin melihat dari kejauhan
Kala kebencian....mendekatlah, hiburlah....
Permintaan bodoh , terlalu...
Begitulah ,mengertilah

Ketika mati berlabuh
Semua tlah menghilang , lupa , bosan ....
Kini mata bisa bernyanyi
hati bisa menangis ,sejak melihat hal yang tak patut,tak harap
Dan satu yang menghias suasana ,Tidurlah ....
Agar angan tetaplah angan
Agar kelam tetaplah kelam
Karna kata tlah kalah dengan buaian
Karna jiwa tlah pingsan terabaikan
Hanya sesak yang menyeruak
Hanya lebur yang menghambur - hamburkan fakta
Meski tangis tak terbungkus
Meski kata diselimuti isak
Meski percaya tiada ada....

hidup setelah mati kini mati lagi
Melumatkan labuhan yang berpura-pura
Menghantar ketinggian dan menjatuhkan lagi
Isakan tak kan pernah berhenti
Meski tlah mati.

Senin, 28 Maret 2011

Cacat

Biar petaka melewati bumi
Atap terbang membuyar biduk
Gemuruh hujan mendera sepi
Dan seonggok kebisuan berpendar
Tertangisi...


Adalah sakit 
Melepas waktu terbiasa
Menelan rengkuhan getir
Menginjak tandus atas bara
Merela dia yang melekat


Kesendirian ini ...
Mengaparkan jasad merintih
Mengusap suka yang habis
Dan entah...selagi petir tak henti menyambar
Karna semua...
Tlah cacat dipojok mata hatimu.

Jumat, 25 Maret 2011

Prahara...



ach...
Terlalu lemah kalau harus menangis
Jika tak tertampung senggukan gelisah
Cucuran sakit berbaur peluh
Merangkap bayangan kehancuran dibatas cinta

ach...
Kenapa saling bukan jaminan
Manis sekejap jatuh merangkak lumpur memar hati
Sentuhan lembut bak panah arjuna
panas bertubi menghangus singgasana...

Geram pada entah...
Benci pada ,masih dicari...
wangimu kini ,hilangkan sayang
Darah tertumpah balasan garam

Asa menipis,tak pantas menunggu...
Waktu sempit pacu egoku
Karna kini atau kelak
Deruan semakin mencelakai birunya hati

Ach.....
Entah....

Selasa, 22 Maret 2011

HAL SEDERHANA





Serasa , kau panah rembulan ,hentikan mentari
Mengepakkan sayapku seolah lelah tiada
Berkejaran penuh gelak
Memanjang warna bak jembatan ke istana awan


Senyuman menjadi langkah
Getaran bumi melebihi indahnya impian
Rencana sayang menerjang berkilauan
Sederhana tertutup kemewahan nyata


Rasakan ...
Ada cahaya
Tinggal memancar sinari hal kecil
Cara termudah ,hati bicara kerangka pikiran mewujud
Butapun melihat ,ombak istirahatkan gelombang


Merekahlah....
Mengaroma ,biarkan sikecil bersayap tertegun
Meski kelak....
Mata lupa wajah menghilang
Ikatan lama yang kan terkenang.


                                                                     HJ ; thank you post pictures...



Sabtu, 19 Maret 2011

Hai...



Haiii...
Biarkan hidup ini indah
Seperti rembulan dikala gelap malam
Menembus mimpi-mimpi penghabisan
Terkadang pendamping surya meredup

Haiii....
Katakan tentang hatimu,
Bak lautan menggiring buih ketepian
Semurni manis madu lebah ditaman...

Haiii...
Lepaskanlah buram reruntuhanmu
Sebarkan benih dalam gersang bukit menjemu
Kuasa gundah memudar...
Terwujud selaksa pelangi,meski tiada termiliki

Bilanglah tentang kekaguman
Tentang sinaran hati,atau tentang dambaan
Legakan menemani , saat keinginan mengetahui
Merebahkan lamunan - lamunan kekaguman lukisan-NYA
Hai....aku menyapamu,mengenalmu ,inginkan jelasmu.

Jumat, 18 Maret 2011

Lenteraku...



Kunyalakan Lentera sebagai kakiku
kaki yang melangkah terseok pasir
Ombak mendorong ketepian karang
Hempasannya meninggalkan luka ,perih buih membasuh

Lenteraku masih menyala
sesekali berkedip ,tiupan gulita
Kabut merambah antara bingung
Dingin....selalu menghias

Lenteraku enggan terlepas
langkah menyilang menuju bukit harapan
Jauh....
Tinggi..
Robekan tangis pecah sesaat

Lentera dalam genggaman...
Laksana lumut-lumut peraduan
mendinginkan jua membawa jejak terkilir waktu
Dan menghias saat sesak dan kesukaan
Jawabnya....hanya takdir pelepas masa

Selasa, 15 Maret 2011

Masih Ada...





Tertegun...
Melihat berseminya bunga-bunga hati
Diantara pohon meranggas
Seruan malam menghanyutkan sisi kalbu
Menjadikan puisi keanggunan


Ketika takdir berbicara
Rasa tak bisa menghilang
Laksana tembang-tembang kenangan
Merdu penuh impian usang


Sesaat ...
Luka lama bertemu penawarnya
Perih tak rasakan
Bahkan bencana didepan terkikis arus


Jika merasa...
Buaian lama bukan nyata
Manis sekejap semu tiada kira
Apa terjangan sekuat badai yang khan datang...
Ach...disayangkan

Minggu, 13 Maret 2011

Mimpi...



Dalam selimut malam aku terjaga
Diiringi gelap dan menggigil
Mata hati melihat jelas
Makna kesedihan , kehilangan , kematian

Kukibas seolah tak berarti
Dalam pejaman , seketika hadir menyirami bersama embun2 menetes...
Gemuruh , dingin ...
Ku bangkit dari mimpi

Ya Rabb...
Ketakutan nyata didepan mata dunia
Angin mengalir deras laksana ombak lautan
Tangisan langit menjadi
Kudapati kesunyian mencekam

Alam....
Kekuatan dasyat sejati
Melerai mimpi-mimpi fana
Menggiring hati yang kian terlena
Meluapkan syair -syair keserakahan

Mimpi...
Mimpiku terasa dalam langkah
Menendangku bersujud
Manakala isak dan menolak logika
Hadirnya memang firasat semesta

Jumat, 11 Maret 2011

Sendai



Bagai tiada henti sang bundar menggeliat
Porak-poranda menyapu sampahnya
Meluruhkan air mata terperih ,mengulas dosa
Menggelegar tatkala angin mengabarkan

Bumi tlah lelah
Tiada jeda menunjukkan koyakan kesabaran
Rintihannya tiada didengar
Berulang ...dan berlanjut hingga titik penghabisan

Sendai...
Bayangan kemusnahan
Bukti kekuatan - NYA
Ketukan hati-hati terkunci
Untuk mata buta Ridho-NYA

Sendai...
Tangisanku juga
Apa yang telah kuulurkan pada alam yang tak mati berzikir
Pada Rabb yang penyayang...

Sendai...
Hidup hanya pelarian
Menuju tambatan...dan kini lebur mewakili
Dahsyat kan terus mengulang
Hanya kita yang musti tersadar....

Kamis, 10 Maret 2011

Kutemukan...



Bila memang takdir
Kenapa hanya sekedar hadir
Biarkan kuahkiri rasa sakit padamu,hati...
Kubalut dengan buaian do'a

Ketulusan melukiskan
Bahwa sebenarnya aku mulai mencinta
Mengeja karena tlah terbiasa
Bersamamu merengkuh nada-nada senyuman kesejukan

Dipelataran aku kembangkan
Rasa bungah meniti hari
Melesat ,jauh mengalir disetiap nadi
Kurasa,memang semakin nyata kuterima

Yaaa...
Mencinta do'a
Bercinta agama
Maha kasih bertebar damai...
Insyafkan jalan bencana...

Minggu, 06 Maret 2011

kata hati penyair



sedihku tak terkira,saat ada kehadiran tanpa busana
Kala beradu tapi hatiku tak tahu
Sungguhpun berlembar kau torehkan ,kau kiaskan
Jiwa sejati tak kan bisa mengerti

Seolah langit terbelah ketika ku baca lantunanmu
Temankah....atau sahabatku kah.....

Harapku...

Cakrawala hadir,senyumkan diri
Mengobati kata usang andai berdandan fatal
Biar terbawa kapas-kapas maaf
Bukalah tirai biar tak memanas....

Kata hati....

Aku tetap kerapuhan
Bakarpun kian mengabu
Dera mengalir semakin lebur
inilah ujud asli,bukan bungkusan palsu


untukmu...special


Menyendiri...



Merintih direlung hati tiada henti
Terpukul saat ucap mengalir dari sanubari
Pengertian harus menang ,meski terlunta

ya....
aku dapati terdekat tlah menjerat
benci aku acungkan,tak ingin berharap
kelelahan lara selama bersama ,tak jua mampu menghapuskan
Entah apa yang kuarungi,ombak menampar namun ikan menarikan kesukaan

tak terbendung ...
terjatuh tetesan kalbu,isakku tiada jeda
mengertikah engkau wahai ikan belati....
dalam kebencian tangan ingin membelai
saat keterpurukan kau melerai...

Bagaimana ....
Mengapa....
Duka kau senyumkan
Sehati...meski seujung kuku tak bisa seiring
Dunia tlah lain.....
pendayung tak kan mungkin ingin berenang

Maaf,...
jika iringanmu bukan lagu langkahku
bukan pendorong ,karna sesakkan dada
bukan penjelma dari karib yang tlah tiada
meski tak menolak dibalik tangisan

ucap hanya bunga
tapi wangi sebenarnya hanya kata jiwa
desiran angin menyampaikan
bisikan tentang hal tak bisa dicerna
andai nyata...
Legam waktu yang kan menelannya

Sabtu, 05 Maret 2011

Biarkan ....

Wahai penggembara...

Ibarat jiwa pengenal jiwa
Jiwa tak mengerti secuilpun tentang jiwa pengenal
Bisakah jiwa bernama....

Ibarat dekat ,tuturkan 
Ladang menghijau ,rimba ,dan ilalang enggan merasakan jejak
Istana megah kau abaikan....akankah gubug bisa menerima terbuka...
Jika mengerti seberkaspun menyiksa kalbu


Rimba raya menggeram...
Bebaskan isi yang ragam
Senandung.....atau rintihan
Bermekar membagi, melukis tiada henti
Alurkan tanpa berperisai
Sedang kau menikmati dengan bercadar
Seolah enggan dan hanya berperih

Kamis, 03 Maret 2011

JERNIH YANG KULIHAT





Sejernih hari yang mengalir melewati waktu
Merekahkan bunga mimpi kepastian
Antara onggokan naluri yang terbuang sempurna
Menggunung menebar tanya krisis percaya


Ketika ditanya penyebabnya...


Jika aku menampakkan seutuhnya
Akan ada yang berpaling dan meninggalkan begitu saja
Hingga yang terlihat begitu menakjubkan
Terambil bagiannya,sebagai bagian orang yang ditinggalkannya


DIKATAKAN JUGA :


Waspadalah terhadap jernih yang mengeruh sekali saja
Dan waspadalah dari teman beribu kali
Karena bisa jadi semuanya berubah
Menjadikan kilau sahabat yang berjurang malapetaka

Rabu, 02 Maret 2011

Layu...





Biarkan air mataku mewakili sakit yang menyayat ini
Kepadamu berkorban dengan paksa
Berulang dengan perih aku rangkai,meski hancur dan terus terulang
Kepadaku selalu salah


Biarkan bumi akan lebur...
Mungkin ini yang mewakili hancurnya pertalian
Membongkar pasung di danau darah
Hatiku terapung , begitu hampanya


Tak kan pernah ada...
Daripada pelangi dibalik hujan
Jenuh dalam larutan isak
Kini pelan dalam pembekuan


Rekatan puing ini merekah 
Sentuhanpun akan tergores
Jika......
Padam bara ,gunung saljupun tak kan mampu